Sejak WHO umumin new normal, semua negara di dunia mulai longgarin peraturan selama lockdown/karantina wilayah atau apapun itu namanya, termasuk Indonesia.
Di kota tempat tinggal saya sendiri, juga akan diberlakukan new normal 16 juni nanti.
Dilema juga yah, kalo tetap stay seperti ini, perekonomian terpuruk, tingkat kriminalitas juga tinggi, tapi apa kita sudah siap? Apa saya sudah siap?
Bukan masalah jalan2 ke mall nya yang dikhawatirin, toh sejak virus ini mulai merebak di negara Singapore dan Malaysia , kami sekeluarga udah jarang banget ke mall, karena masih banyak turis dari negara tersebut yang berseliweran di mall waktu itu (masih belum lockdown di negara bersangkutan, dan Indonesia masih zero case pada saat itu)
Bukan maksud hati lebay, cuma waspada aja sama OTG ( Orang Tanpa Gejala) or bahkan dia sendiri ga tau kalo dia sakit or carrier.
Tapi yang saya khawatirin si J di sekolah nanti >_<
Siapa tahu sih salah satu anak adalah carrier? Or guru?
Yah emang tugas kita sebagai orang tua untuk ingatin anak kita, tapi di J tipenya suka lupa wejangan kalo uda urusan main T_T
Dan kita juga ga bisa terlalu harap para guru yah, secara banyak banget anak2 yang harus di perhatikan,bukan? Belum lagi tugas yang membebani, jadi rasanya ga mungkin banget ngarapin orang lain untuk keselamatan keluarga kita kan yah?
Banyak juga yang nyaranin untuk skip aja setahun ini, dan setelah virus ini berlalu, daftar ulang dan langsung loncat ke TK besar (si J sekarang PG dan juli ini J start TK kecil)
What a tempting option yah, but, apa se sepele itu?
Belum lagi biaya yang dikeluarkan bakalan double double banget, setelah pendaftaran TK next year pendaftaran SD, which is gede juga biayanya, am I right?
Semoga, semoga banget, saya ga harus ngambil keputusan ini yah.
Semoga dari kementrian pendidikan nanti bisa ngeluarin kebijakan sejalan dengan berlaku nya new normal ini.
Semoga virus ini segera berlalu, dan semua kembali pulih seperti sedia kala.
Aminn